PROFESIONAL STUDIO

Bicara dulu, recording hanya milik para pemodal besar. Studio recording dipenuhi dengan perangkat yang besar, seperti ; VHS tape dengan pita real nya, atau apalagi yang saya sendiri tak tahu persis nama-namanya.. Yang pasti hasil produksinya adalah di pita casette, yang mungkin untuk ukuran jaman sekarang sudah tidak digunakan lagi.
Memasuki abad baru dalam teknologi digital, membuat sistem recording semakin mudah, efisien dalam biaya, dan teknologinya terus berkembang. Dengan memiliki ruang seukuran 3 X 4 berkedap suara, dan 1 ruang kecil untuk monitor, kini begitu banyak tumbuh di kota-kota besar. Karena animo pemusik semakin besar untuk merekam karya-karyanya. Jika tidak masuk ke dalam kancah Mayor Label, dengan berlabel Indie Label pun sudah terasa puas.
Saya akan coba menguraikan secara singkat tentang Profesional Studio, sepanjang saya terapkan di studio pribadi.
Adalah sebagai berikut :
Recording MIXER
MIXER, dengan spesifikasi mixer recording (khusus), minimal 8 input, 8 output, Aux Send (4), dll.
Merek-merek unggulan seperti Mackie, Soundcraft, Yamaha, Behringer, banyak digunakan di studio pro.









Audio Converter 8
AUDIO CONVERTER, minimal 8 input, 8 output.
MONITOR SPEAKERS, berjenis real sound/flat.
PC Computer, dengan 2 screen monitor.
MICROPHONE Pro, berjenis Condensor Mic. Shure dengan KSM nya, NT Rhodes, Behringer dengan type B2, dll.
HEADPHONE Pro + Heaphone pre-amp.
DIRECT BOX (DI BOX) , berfungsi untuk memperbesar arus sinyal audio instrument.



Compressor (2ch)
AUDIO PROCESSOR, yang biasanya terdiri dari :
  1. Mic Pre Amp, berfungsi memperbesar kepekaan daya tangkap sinyal audio, khususnya pada trackingVocal.
  2. Compressor, berfungsi untuk menahan sinyal audio berlebihan,
  3. Noise Gated , utamanya untuk record drums yang membutuhkan min 8 chanell.
  4. Graphic Equalizer, berfungsi untuk menentukan karakter dari sinyal audio.
  5. Patch By, berfungsi untuk menata jalur penggunaan Plug Ins.
    Patch By
Dan tentunya bagi kebutuhan kepuasan, merek dari priranti-piranti di atas juga menentukan kualitas hasil. Merek-merek terkenal banyak berada di pasaran, khususnya kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya). Tapi jangan salah, bahwa merek dan harga yang mahal bukan menjadi jaminan mutu. Itu tergantung kepada operator yang menjalankan sebagai fungsi auditor. Kepekaan telinga dan rasa adalah segala-galanya.
Jika memang terpikirkan untuk perekaman musik live, pastinya akan menuntut perangkat yang kebih besar lagi. Seperti kebutuhan ruangan yang besar untuk memisahkan antar instrument agar tidak terjadi kebocoran (noise). Untuk diketahui saja, bahwa Instrument Drums adalah yang paling banyak meminta chanel. Paling tidak 8 chanel hanya khusus Drums. Jadi dengan demikian tidak cukup Audio Converter hanya satu (8 ch). Harus lebih dari itu. Dan yang lain-lain pasti akan menuntut perangkat yang lebih banyak (headphone, cable link, dll).

Jika Anda masih memiliki modal yang kuat, pastinya Anda akan memilih kualitas merek yang unggul. Termasuk instalasi jaringan (Cable + Conector) yang digunakan.
ALESIS DIGITAL AUDIO TAPE (ADAT)
DIGITAL AUDIO TAPE (DAT)
Di tingkat terakhir, finishing produksi umumnya kita mengenal keping CD sebagai hasilnya. Di dunia profesional, ini dirasa belum cukup. Karena ada suatu standar baku untuk produksi besar. Karya musik biasanya di kenal terekam dalam Pita DAT (Digital Audio Tape) sebagai Master Rekaman. Dari sanalah musik digandakan.
Silakan. Anda tinggal berhitung biaya yang dibutuhkan untuk membangun studio profesional.
Hanya sebuah saran, jika Anda benar-benar akan membangun studio profesional, jangan lupa bahwa dengan modal yang dikeluarkan harus dapat memperkirakan siapa yang akan menjadi konsumen, hasilnya akan dibawa kemana, dan apakah bisa bersaing dengan studio recording besar yang sudah lebih dahulu. Ini menjadi sebuah fenomena tersendiri di dunia persaingan bisnis recording. Banyak sudah membuktikan, studio recording yang gulung tikar. Kecuali untuk kebutuhan sendiri. Dan itu terserah Anda....